Hapuskan Mobil

Mari kita lihat lebih jauh kedua hal yang pernah kami bahas pada tulisan kami mengenai Produksi Masal dan Paradoks dari sebuah Mobil sebelumnya di Jakarta tanpa Mobil.

Ketika mobil diciptakan, ia dimaksudkan untuk menyediakan keistimewaan yang belum pernah ada presedennya -bagi segelintir orang yang sangat kaya- keistimewaan untuk melakukan perjalanan jauh lebih cepat dari pada orang lain.

Tak seorangpun sampai masa itu yang pernah memimpikan hal macam ini sebelumnya. Bandingkan dengan kecepatan kereta yang pada dasarnya semua sama, baik untuk si kaya maupun untuk si gag kaya.


Kalau sampai sini membingungkan, monggo terlebih dulu simak alasan-alasan kami mengapa ini mesti terjadi pada tulisan-tulisan kami sebelumnya di ; Ideologi Mobil, Jakarta tanpa Mobil maupun Jakarta lumpuh, buang Mobil.

Mobil menciptakan perubahan atas situasi tersebut. Untuk pertama kalinya, perbedaan kelas meluas dalam hal kecepatan dan bentuk transportasi.

Bentuk transportasi ini pada mulanya tampak gag akan dapat diraih oleh masa. Kenapa? Karena ia sangat berbeda dengan bentuk-bentuk transportasi yang biasa. Bentuk yang menakjubkan. Lengkap dengan organ-organ mekanik yang rumit dan misterius yang seolah-olah mereka memang sengaja disembunyikan dari penglihatan orang.

Satu hal yang penting dari mitos tentang mobil adalah untuk pertama kalinya orang dapat mengendarai kendaraan pribadi yang mekanisme pengoperasiannya sama sekali gag mereka kenal dan yang perawatannya harus diserahkan pada para spesialis.

Inilah paradoksnya. Mobil terkesan menganugerahi pemiliknya kebebasan gag terbatas yang membuat mereka dapat melakukan perjalanan kapanpun dan kemanapun yang mereka inginkan dengan kecepatan yang sama atau bahkan lebih tinggi dari kereta api. Akan tetapi sesungguhnya kemerdekaan yang seolah-olah cantik ini telah menyebabkan terjadinya situasi ketergantungan yang radikal. Parah!

Industri minyak adalah pihak pertama yang memperoleh hadiah akibat luasnya distribusi mobil. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, orang jadi tergantung pada sumber energi potensial komersial untuk melakukan pergerakan (locomotion).

Bagi industri minyak, berapa banyaknya orang yang jadi pengendara mobil, maka sebanyak itu pulalah jumlah pelanggan mereka, dan karena jumlah pengendara mobil akan sama dengan jumlah keluarga yang ada, maka bisa dikatakan bahwa seluruh populasi penduduk akan menjadi pelanggan para pedagang bahan bakar.

Mimpi dari tiap kapitalis menjadi kenyataan. Tiap orang menggantungkan kebutuhan harian mereka pada suatu komoditas yang dimonopoli oleh sebuah industri. Gosh!

Ada baiknya Agan/Sis membaca terlebih dulu tulisan-tulisan kami sebelumnya di ; Ideologi Mobil, Jakarta tanpa Mobil maupun Jakarta lumpuh, buang Mobil. Atau masih banyak lagi di label Solusi Jakarta untuk mengetahui lebih lengkapnya. Enjoy!

6 komentar:

  1. gitu dee sob.. apus klu bisa di tulisan di atas sii sob maunya.. apus yg pribadi ;(

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. pajak yg Tinggi Mungkin Bisa jadi Solusi ya sob,,,
    hehehe

    BalasHapus
  4. mantap deh gan sangat seksoy banget ,,,,,,,

    BalasHapus

D'APRÈS VOUS?