Jakarta tanpa Mobil
Apa bukannya penghinaan namanya jika mobil diperlakukan bak hewan suci? Jika kita benar-benar menginginkan jawabnya, coba tengok dua aspek berikut;
1. Produksi Massal
Produksi massal kendaraan bermotor membawa dampak berupa kejayaan absolut ideologi borjuis (taelaah) pada tataran kehidupan sehari-hari. Hal ini memunculkan dan mendukung ilusi bahkan mantra-mantra pada semua orang bahwa tiap individu bisa memperoleh keuntungan, sementara orang lain yang akan membayar harganya.
Misalnya saja, kebrutalan dan keegoisan-agresif para pengemudi yang pada tiap saat 'membunuh' orang lain yang baginya hanya merupakan penghalang dan penghambat laju mobilitasnya.
2. Paradoks
Tak dapat dipungkiri bahwa ternyata mobil merupakan contoh paradoksal dari barang mewah yang terdevaluasi akibat proses penyebarannya sendiri. Akan tetapi, devaluasi dalam level praktis ini gag diikuti dengan devaluasi ideologis.
Mitos tentang kepuasan dan keuntungan dari mobil tetap bertahan, sehingga meskipun transportasi massa telah menyebar luas, superioritasnya tetap bertahan, bahkan penyebaran mobil-mobil pribadi telah menggeser transportasi massa dan mengubah -ironisnya- perencanaan tata kota berikut pemukimannya.
Untuk membongkar situasi ini, dibutuhkan adanya revolusi ideologis (kultural) yang bukan dari kelas penguasa.
Jika merasa tertinggal mengapa tulisan seperti ini muncul di sini, silahkan baca terlebih dulu Ideologi Mobil seperti yang kami pernah tuangkan di situ. Enjoy!
1. Produksi Massal
Produksi massal kendaraan bermotor membawa dampak berupa kejayaan absolut ideologi borjuis (taelaah) pada tataran kehidupan sehari-hari. Hal ini memunculkan dan mendukung ilusi bahkan mantra-mantra pada semua orang bahwa tiap individu bisa memperoleh keuntungan, sementara orang lain yang akan membayar harganya.
Misalnya saja, kebrutalan dan keegoisan-agresif para pengemudi yang pada tiap saat 'membunuh' orang lain yang baginya hanya merupakan penghalang dan penghambat laju mobilitasnya.
2. Paradoks
Tak dapat dipungkiri bahwa ternyata mobil merupakan contoh paradoksal dari barang mewah yang terdevaluasi akibat proses penyebarannya sendiri. Akan tetapi, devaluasi dalam level praktis ini gag diikuti dengan devaluasi ideologis.
Mitos tentang kepuasan dan keuntungan dari mobil tetap bertahan, sehingga meskipun transportasi massa telah menyebar luas, superioritasnya tetap bertahan, bahkan penyebaran mobil-mobil pribadi telah menggeser transportasi massa dan mengubah -ironisnya- perencanaan tata kota berikut pemukimannya.
Untuk membongkar situasi ini, dibutuhkan adanya revolusi ideologis (kultural) yang bukan dari kelas penguasa.
Jika merasa tertinggal mengapa tulisan seperti ini muncul di sini, silahkan baca terlebih dulu Ideologi Mobil seperti yang kami pernah tuangkan di situ. Enjoy!
wahhh.. gk kebayang kalo jakarta tanpa mobil...
BalasHapuswah, kebayang kalo tanpa mobil udara jadi virgin lagi.
Hapusbenul
Hapusiia biasa ajja kang.. adem
BalasHapusPom ga laku donk?
Hapuskan masih ada kendaraan2 umum kang :(
Hapusyang di apus atau disingkirin tu mobil pribadi ajja :(
Wah... Ini sangat menarik sekali. Tapi selain dari semua itu mobil banyak sekali kelebihannya lho. Sehingga sangat tidak mungkin jika jakarta tanpa mobil.
BalasHapuskata2 diartikelnya berat banget dah :D
BalasHapuswah saya jadi ngebayangin yang berlebihan nih,,,membayangkan kota jakarta dengan warna hijau tumbuhan yang mendominasi tiap sudutnya,,,kaya singapore,,,kota dalam hutan,,,
BalasHapusthat's it
Hapus. . tanpa mobil?!? emmmmmmmmmmmm,, kayak nya gak akan mungkin dech. karna disana kan banyak . .
BalasHapusMengurangi keberadaan mobil di jakarta saja sudah sangat sulit. ti bagus artikelnya. Support
BalasHapusparadok tu apa ya? gue nggak paham sih..hehe
BalasHapusparadoks seringkali digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh definisi tidak dapat benar
BalasHapussmart!
BalasHapusKlo Jakarta tanpa mobil dan kemacetan bukan Jakarta lagi donk hehe.
BalasHapusAnd klo di liat banyaknya mobil di Jakarta adalah salah satu daya tarik kota itu juga. Sepertinya ketertiban and peraturan lalu lintas yg harus di perhatikan lebih untuk mengurangi kemacetan di kota itu.
Salam.
iia dee kang :(
BalasHapusno no its imposible jakarta with no car, except when ied mubarak :D
BalasHapussisakan kendaraan2 umum ajja kang :(
Hapussaya suka transportasi umum... hahahaha....
BalasHapustapi mesti dibenerin juga pelayanan dari tu jasa pengangkutan umum,, tau ga bisa langsung, tapi bisa bertahap dunk buat memperbaikinya.. :)
Keep it up.. ;)
tumben lu
BalasHapuswah, saya sendiri g tau jakarta kek ap kak, hehe
BalasHapusiia kek gitu :p
Hapus