Dinar Dirham sebagai Jawaban
Kebutuhan dana yang terus meningkat dan terkadang mendadak munculnya, membuat kita harus selalu 'sedia payung sebelum hujan'. Untuk bisa memenuhi kebutuhan pada saat kita membutuhkan uang sekolah anak, salah satu anggota keluarga kita ada yang sakit misalnya, maka kita harus membuat rencana yang cermat dalam pengaturan keuangan (cash flow) kita.
Investasi
Dewasa ini, sepertinya kata tersebut merupakan salah satu jalan keluar terbaik untuk kita. Kegiatan investasi hadir dengan alternatif yang sangat beragam, mulai dari menyimpan uang di kotak celengan baik babi maupun ayam :p, beli tanah, buka warung kopi, nanem saham, hingga usahababi ngepet waralaba, pun juga opsi investasi dengan dua logam mulia yakni Emas dan Perak.
Kerap kali, invest Emas maupun Perak diasosiasikan dengan hal yang sulit. "Modal harus besar" atau "pasti sulit menyimpannya" hingga yang klasik, "bagaimana cara memulainya?" adalah beberapa kendala yang paling sering disebutkan sebagian orang yang belum pernah terjun berinvestasi dalam Emas dan Perak.
Kontradiksi dengan pendapat umum bahkan dari sudut agama sekalipun, hal ini sangat berbeda. Mengapa kami katakan sudut pandang agama? Karena banyaknya orang yang berdalih menggunakan agama sebagai alasan mereka melakukan ini itu dsb untuk pembenaran kinerja dan cara mereka menghabiskan waktu demi pekerjaan mereka di lapangan, sampai menyentuh permasalahan dua logam mulia ini sebagai opsi investasi.
Pernahkah.. atau.. pernah terbersitkah.. mungkin.. kitanya yang kurang tanggap terhadap konsep kerja dalam agama kita sendiri? Pada hakikatnya, investasi Emas maupun Perak bukanlah JALAN SINGKAT untuk menuju KAYA RAYA. Agan/Sis gag akan kaya mendadak hanya karena menyimpan Emas dan ataupun Perak. Namun dengan menukarkan (hedging) uang-uang kertas dengan dua logam mulia ini, Agan/Sis telah menjaga kemampuan dan daya beli uang yang Agan/Sis miliki.
Koin Emas Dinar misalnya, sejak 1400 tahun silam hingga tulisan ini mengudara, tetap bisa dipakai untuk membeli seekor kambing yang sangat bagus. Atau koin Dirham yang sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini, masih bisa untuk membeli seekor ayam. Kemampuan menjaga daya beli ini tentu gag bisa dilakukan oleh uang kertas, karena uang kertas terus tergerus nilainya akibat inflasi, guncangan nilai kurs dan berbagai alasan lain.
Jangan ragu lagi untuk mulai berinvestasi, terutama dalam Dinar maupun Dirham sekarang juga. Good luck!
Investasi
Dewasa ini, sepertinya kata tersebut merupakan salah satu jalan keluar terbaik untuk kita. Kegiatan investasi hadir dengan alternatif yang sangat beragam, mulai dari menyimpan uang di kotak celengan baik babi maupun ayam :p, beli tanah, buka warung kopi, nanem saham, hingga usaha
Kerap kali, invest Emas maupun Perak diasosiasikan dengan hal yang sulit. "Modal harus besar" atau "pasti sulit menyimpannya" hingga yang klasik, "bagaimana cara memulainya?" adalah beberapa kendala yang paling sering disebutkan sebagian orang yang belum pernah terjun berinvestasi dalam Emas dan Perak.
image source : tweetwawa.com |
Kontradiksi dengan pendapat umum bahkan dari sudut agama sekalipun, hal ini sangat berbeda. Mengapa kami katakan sudut pandang agama? Karena banyaknya orang yang berdalih menggunakan agama sebagai alasan mereka melakukan ini itu dsb untuk pembenaran kinerja dan cara mereka menghabiskan waktu demi pekerjaan mereka di lapangan, sampai menyentuh permasalahan dua logam mulia ini sebagai opsi investasi.
Pernahkah.. atau.. pernah terbersitkah.. mungkin.. kitanya yang kurang tanggap terhadap konsep kerja dalam agama kita sendiri? Pada hakikatnya, investasi Emas maupun Perak bukanlah JALAN SINGKAT untuk menuju KAYA RAYA. Agan/Sis gag akan kaya mendadak hanya karena menyimpan Emas dan ataupun Perak. Namun dengan menukarkan (hedging) uang-uang kertas dengan dua logam mulia ini, Agan/Sis telah menjaga kemampuan dan daya beli uang yang Agan/Sis miliki.
Koin Emas Dinar misalnya, sejak 1400 tahun silam hingga tulisan ini mengudara, tetap bisa dipakai untuk membeli seekor kambing yang sangat bagus. Atau koin Dirham yang sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini, masih bisa untuk membeli seekor ayam. Kemampuan menjaga daya beli ini tentu gag bisa dilakukan oleh uang kertas, karena uang kertas terus tergerus nilainya akibat inflasi, guncangan nilai kurs dan berbagai alasan lain.
Jangan ragu lagi untuk mulai berinvestasi, terutama dalam Dinar maupun Dirham sekarang juga. Good luck!
halo kang genial.. sudah lama tidak datang kesini.. :)
BalasHapushadir untuk meramaikan suasana
BalasHapuswaduuh menggiurkan nih kang :)..
BalasHapuslama juga ea gak nongol disini, yang dicoret boleh juga tuh kang hihihi
BalasHapusinvestasi syar'i ya.. ada niat kesana ; insya Allah :)
makasih inpohnya
ane setuju bgt sobat dengan dinar dan dirham sebagai jawaban ekonimi kedepan yang lebih cerah, apalagi emas lebih baik darpada uang kertas yg mudah robek,,,
BalasHapuskeren sobat artikelnya,,
yg merasa pny modal silahkan berinvestasi cz sy gk pny modal jdx sy nyimak aja dech... :D
BalasHapusbermanfaat sekali gan,,,,, dan layak untuk di coba kayak nya,,,,,
BalasHapussalam santun..........
izin nyimak sejenak sob
BalasHapuswew, ane baru tahu kalo gitu caranya sob, hmmm, makasih ya infonya, hihihiy, moga bisa berinvestasi nanti ah :D
BalasHapusdinar dirham ini sudah lama sekali beredarnya
BalasHapusUntuk memulai investasi, satu hal yang sangat penting "KOMITMEN" :-)
BalasHapusSaya masih mengumpulkan biaya untuk berinvestasi sobat...
BalasHapusMakasi banyak infonya sob....
BalasHapusSyariah memang harga mati untuk kesejahteraan bersama :)
BalasHapusevent ngeblog: menulis di blog dapet android, ikutan yuk!
Yoih.. udah banyak juga yg nawarin invest dinar dirham ke saya sama suami :)
BalasHapusdatang meramaikan suasana sob..
BalasHapusaku datang membawa info,,datang kembali ya??
BalasHapusizin nyimak nihc, sob..
BalasHapusah ane juga mau nabung emas, nabung di emas tukang bakso *eh :D
BalasHapusmoga blm terlambat buat Agan/Sis semua iia :)
BalasHapusHalo.......... om genial somay :D. emang kata bapake berinvestasi itu sangat penting, karena kita ga tau hal-hal apa yang bakal terjadi di kemudian hari hmhmhm minal aidin :)
BalasHapus