Mengembalikan Jati Diri Bangsa
Selalu ada gejala transparan dalam keberlangsungan sejarah. Biasa kita sebut arus bawah. Atau mungkin jeneungan bisa memakai istilah -misalnya- software dari realitas. Perangkat lunak kenyataan.
Di dunia teater, akang sedulur sadayana harus peka terhadap apa yang tersimpan di balik sorot mata dan mimik wajah seorang aktor, agar jeneungan bisa menjadi juri yang baik yang mampu mencandra substansi makna dari yang diaktingkan oleh sang aktor.
Realitas sosial adalah juga aktor. Sampeyan 'dilarang' terlalu lugu menghadapi, memahami dan menilainya. Akang, -saiia termasuk- juga harus punya mata rangkap tuk menangkap yang tersirat di balik yang tersurat.
Membaca koran, menghadapi pola-pola informasi, mendengarkan pidato atau pernyataan, bahkan juga manakala suatu peristiwa seolah-olah -sekali lagi.. seolah-olah- terpampang secara utuh di hadapan kita; tetap harus disediakan mata rangkap itu.
Betapa beratnya tugas ilmu pengetahuan. Betapa beratnya tugas mata sejarah. Betapa beratnya tugas pengamat. Betapa ilmu harus sangat dan senantiasa dinamis, harus sangat dan senantiasa mengembangkan cakrawalanya agar ia gag ditipu oleh siluman-siluman realitas.
Peristiwa sehari-hari di kampung ajja susah bangeddd melihatnya secara jernih. Pertengkaran antar tetangga ajja gag gampang menyikapinya secara objektif. Apalagi menilai dan menyikapi perpolitikan nasional, perang teluk, tata dunia baru, perestroika glastnost, cairnya kutub utara, hancurnya peradaban di tahun 2012 atau segala informasi yang tiap hari mengepung kita.
Dekade sejarah yang kita jalani adalah suatu fase zaman yang disebut oleh kebanyakan orang era informasi.
Dari perspektif terurai di atas, kita menjadi tahu bahwa kemajuan tekhnologi informasi pada akhirnya gag terutama terletak pada kecanggihan perangkat-perangkat informasi itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana daya kritis manusianya, pada mutu kita semua sebagai makhluk informasi.
Jauh... jauh lebih penting daripada mempelajari tekhnologi informasi adalah meningkatkan kesanggupan untuk mengelola arus informasi itu dalam diri kita.
Sekali lagi: dalam komunitas kampung ajja kita bisa keleru harus menyetujui sopo', harus memuji pihak mana, harus mengutuk si Palijo ato Pardikem. Apalagi peta-peta yang lebih besar dan lebih luas. Kita bisa keleru menilai yang salah penduduk ato gubernur ato konglomerat ato keseluruhan sistem yang berlaku. Kita bisa keleru menjunjung pihak yang semestinya dihukum dan menghukum pihak yang semestinya didukung.
Dalam kasus hukum di negeri ini, apalagi yang kaitannya dengan negeri seberang, terutama yang berkonteks politik, tanah, kebudayaan atau hak asasi, kita sering terkurung dalam kekeliruan semacam itu.
Koran dan media massa gag pernah kekurangan 'pangan', layaknya ayam kampung, gag akan mati kelaparan. Selalu ada ajja peristiwa di antara manusia baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional, yang menjadi nafkah para pekerja media massa.
Tapi.. ingat satu hal.. pengetahuan kita gag sampe 24 persen...
nb : Malaysia? Hmm...
Gambar maen habeg dari tempatnya Bang Buwel.
Di dunia teater, akang sedulur sadayana harus peka terhadap apa yang tersimpan di balik sorot mata dan mimik wajah seorang aktor, agar jeneungan bisa menjadi juri yang baik yang mampu mencandra substansi makna dari yang diaktingkan oleh sang aktor.
Realitas sosial adalah juga aktor. Sampeyan 'dilarang' terlalu lugu menghadapi, memahami dan menilainya. Akang, -saiia termasuk- juga harus punya mata rangkap tuk menangkap yang tersirat di balik yang tersurat.
Membaca koran, menghadapi pola-pola informasi, mendengarkan pidato atau pernyataan, bahkan juga manakala suatu peristiwa seolah-olah -sekali lagi.. seolah-olah- terpampang secara utuh di hadapan kita; tetap harus disediakan mata rangkap itu.
Betapa beratnya tugas ilmu pengetahuan. Betapa beratnya tugas mata sejarah. Betapa beratnya tugas pengamat. Betapa ilmu harus sangat dan senantiasa dinamis, harus sangat dan senantiasa mengembangkan cakrawalanya agar ia gag ditipu oleh siluman-siluman realitas.
Peristiwa sehari-hari di kampung ajja susah bangeddd melihatnya secara jernih. Pertengkaran antar tetangga ajja gag gampang menyikapinya secara objektif. Apalagi menilai dan menyikapi perpolitikan nasional, perang teluk, tata dunia baru, perestroika glastnost, cairnya kutub utara, hancurnya peradaban di tahun 2012 atau segala informasi yang tiap hari mengepung kita.
Dekade sejarah yang kita jalani adalah suatu fase zaman yang disebut oleh kebanyakan orang era informasi.
Dari perspektif terurai di atas, kita menjadi tahu bahwa kemajuan tekhnologi informasi pada akhirnya gag terutama terletak pada kecanggihan perangkat-perangkat informasi itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana daya kritis manusianya, pada mutu kita semua sebagai makhluk informasi.
Jauh... jauh lebih penting daripada mempelajari tekhnologi informasi adalah meningkatkan kesanggupan untuk mengelola arus informasi itu dalam diri kita.
Sekali lagi: dalam komunitas kampung ajja kita bisa keleru harus menyetujui sopo', harus memuji pihak mana, harus mengutuk si Palijo ato Pardikem. Apalagi peta-peta yang lebih besar dan lebih luas. Kita bisa keleru menilai yang salah penduduk ato gubernur ato konglomerat ato keseluruhan sistem yang berlaku. Kita bisa keleru menjunjung pihak yang semestinya dihukum dan menghukum pihak yang semestinya didukung.
Dalam kasus hukum di negeri ini, apalagi yang kaitannya dengan negeri seberang, terutama yang berkonteks politik, tanah, kebudayaan atau hak asasi, kita sering terkurung dalam kekeliruan semacam itu.
Koran dan media massa gag pernah kekurangan 'pangan', layaknya ayam kampung, gag akan mati kelaparan. Selalu ada ajja peristiwa di antara manusia baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional, yang menjadi nafkah para pekerja media massa.
Tapi.. ingat satu hal.. pengetahuan kita gag sampe 24 persen...
nb : Malaysia? Hmm...
Gambar maen habeg dari tempatnya Bang Buwel.
pertamaxxxxzz...
BalasHapusmantapp
BalasHapuswah lugas banget ini bahasan Mas Gen. Jadi keliru itu sendiri bagi kita lumrah kan ya dan manusiawi. Sehingga jika saya berpendapat wajar jika keliru. Namun jangan sampai kita keliru mencaplok karya orang dianggap karya sendiri seperti malaysia itu kan Mas? Termasuk baru-baru ini mengklaim Pulau Jemur adalah menjadi bagiannya. Malaysia ? Hmmm
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@ arkasala : Keperibadian khas bangsa Indonesia, kebudayaannya yang amad kaya, referensi keagamaan yang merupakan sumur amad dalam, sesungguhnya memliki kapasitas amad besar tuk sanggup menawarkan modus-modus kepariwisataan spirituil.
BalasHapusKita ini bangsa yang gag murah, apalagi murahan, bahkan sebenernya bisa lebih mahal dari yang kita sangka!
Malaysia pastilah berfikir hal yang sama... so..?!?! ...benarkah semua ini 'Malaysia' langsung yang ada di balik semua itu?!?!?
memamng kita tidak bisa 100% tahu maksud tindakan yg dilakukan seseorang..
BalasHapuskita hrus pandai2 memilah berdasarkan brbagai sudut pndang..
ehh trnyata di sini lancar Komennya, hahah
Wah, mantabbb gen......hihihihiih...gambar ntu buwel juga embat dari mbah guel kok....heheee..
BalasHapusbtw thenks dah di link neh....
hmmmmmm.....bagaimanapun juga adab bertetangga memang harus selalu di perhatikan ya...biar nggak kekanak kanakan lagih....:)
hihiihihih...di kau mampir di aku juga ya...nggak tahu neh, jadi kesini lagih,...hehehe..
BalasHapusyasud sama deh kek yang di atas.....^_^
Wakakakkakak..kelupaan.......wong bukan gambarku kok...kok minta ijinnya ke aku....bwehehehee
BalasHapussahuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrrrrrr
BalasHapuswahhhh ni baru...manthaaapp....celekitannya itu loh!!!mantep Kang!!!met sahur ya Akang Geny!!!
BalasHapusNice artikel...memang dah saatnya jati diri bangsa di di susun kembali...karena mulai banyaknya gangguan dari pihak asing...
BalasHapusOh ya... sukses selalu ya.....salam persahabatan..
bahasan yang bagus :D
BalasHapuskalau mengembalikan jati diri bangsa mah males, dah di caci ma malingsia, tapi tetep harus berusaha ya :D
BalasHapusYah, setuju mas... jati diri bangsa emang harus terus kita jaga dengan segala kehormatan dan usaha... thanks saringnya ya...
BalasHapusnga nyangka.... kakak hebat juga nih.. maknanya dalem bangettt huuhuhuh jadi terharu pengen minta somaynya *lohh*
BalasHapussemangat kak.. bangga jadi bangsa Indonesia.. yang penting selalu eling ama nenek moyang lelhur bangsa..
Sharing Tips
Kalau saya lebih baik diam dulu lah... soalnya aku nggak tahu info secara lengkap
BalasHapushhohohohoh... menikmati pagi disini
BalasHapuswuah??? gak sampe 24%?
BalasHapuspeediiihh ya...
gara-gara tetangga..ada-ada aja nih
BalasHapusbaca2 dipagi hari ni mas..smbl menikmati udara pagi..
BalasHapussip sip...
BalasHapusBerpikir cerdas, cermat ya kawan...
Nice post..
:D
salam sobat
BalasHapusok banget dan mantap artikelnya
mengembalikan jati diri bangsa,,,ayo semangat seluruh rakyat INDONESIA.
he he he..minta ijin dulu nih..
BalasHapusSalam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
BalasHapusI Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
nngg.. bang, intinya aku ngerti soal permusuhan antar tetangga (halah, uda disebut juga di atas),cuman aku binun kr diirmu ngambil banyak akar ut merujuk pada satu batang. dan akhirnya ya.... ngertinya batangnya doang, akar2nya kagak :))
BalasHapusMet siang kang,... lama baru bisa mampir.
BalasHapusmari kita satukan niat untuk mengembalikan jatidiri bangsa ini dimulai dari diri kita terlebih dahulu.
Huhuhu...
BalasHapus"NB: Malayasia? Hmm..."
maksudnya apaan tuh kang ^0^
Betul juga sih
BalasHapusbiar bagaimanapun diperlukan daya kritis untuk menangkap informasi yang ada
agar tercipta pemahaman yang baik dan terarah
Jaya Indonesiaku maju trussssssssss, (nb: plis koment ke blog jeleekkuuuu yah, trimss)
BalasHapussore
BalasHapussalam persahabatan ya
salam hangat selalu
Nice post!!!
BalasHapussangat2 setuju dengan opini mu,,,
:)
Kamu..
BalasHapusmantap semangat kamu.
bagus, bisa terinspirasi kayaknya..;)
Wedew, bahasanya...wew, tinggi amet, heheheh....
BalasHapusMantep2...
Tapi emang sih, kita jangan terlalu lugu, harus lebih memahami apa yang emang bener2 terjadi...
Jangan hanya "iya" mulu, heheheh....
Oh..ia, itu yang ada "diatas" blog saya sengaja diubah biar gak keberatan Blog'x, kemarin pake .gif, jadi rada lelet, hehehehe...
Gak ada maksud apa2 kok, coba aja di klik, tetep "minta duit", wkwkwkwkwkwkkw...
Indonesia tanah tumpah darahku.
BalasHapusmaaf sobat semua baru bisa hadir... habis tepekur bin baru bangun ding... hueheheh.. makasii atas tiap jentik kata yang sobat tulis di sini.. semuanya dee :)
BalasHapussemoaga kita bisa sama-sama 'mengedarai Al-Quran melintasi tujuh lapis langit' :)
Weleh, kenapa dibuang..?
BalasHapusSaya kan mw pasang, wkwkwkwkwwkkww.....
Hmm, masa sih gak pinter berbisnis..??
Tuh, $$$$ udah banyak kayak'x, wkwkwkkw...
dohhh.. beratan postingan ini euyyy :D
BalasHapusharus pilih dan pilah kayanya..
$$$ dari HONGKONG... =)) =)) =)) !!!
BalasHapusTerus berkarya ya ;)
BalasHapusterimakasii uda sudi mampir :)
BalasHapusKunjungan balik, Hidup indonesia
BalasHapusMerdeka merdeka merdeka
MERDEKAAAAAAAA!!!
BalasHapusSAUUUUUUUUURRR!!!
puasa..puasa.......
BalasHapusWah....
BalasHapusPengetahuan kita nggak sampe 24% yaaa
Sedih banggettt
ughhh...mau komentar apa ya? sy sendiri masih berusaha senantiasa mereformasi diri dan merenovasi diri. biar tambah soleh. amiin
BalasHapusBelakangan ini saya agak malas mengikuti perkembangan Malingsial itu.
BalasHapusTerlalu menguras pikiran, stress mikirnya. Hiks.
ulasannya buanyakkkk, teriakan malangsyia uwowwwww...semoga cerita bergambar ini membawa keberuntungan sob...
BalasHapusgimana masih pusing?
aq udah gak mengikuti lagi perkembangan malaysia itu, perasaan kok ya kita serasa di adu domba dech.... hmmm
BalasHapusyep.. tidak bisa lebih setuju lagi. hehe
BalasHapusterima kasih sudah visit ya.. ur link will be added.
Berat banget bahasanya kang?hwa.......
BalasHapusBentar lagi bedug nieee..
COOL........
BalasHapusTp keliatan "rundu" wkwk..kidding tohmas!!!
Visit me again..
posting untuk kontes ya?
BalasHapussemoga menang
semoga menang kawan, sukses selalu untuk anda
BalasHapusmakasih deh atas supportnya mb jdi smangat nih :)
BalasHapussingkatnya, jangan terburu nafsu menghakimi sebelum jelas duduk perkara yang sebenarnya. begitu kan, genial? hm... namun terkadang sifat manusiawi kita seringkali mendulukan emosi, logika belakangan. padahal justru itu yang akan mengaburkan esensi permasalahan sebenarnya, dan alih-alih menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah baru yang konon lebih ruwet.
BalasHapusWah-wah... memang perlu banget nih kayaknya, coz jati diri bangsa kita sekarang hampir bermuka dua,, muka yang kedua itulah yang dicolong sama negara tetangga...
BalasHapusI love Indonesia
saya setuju banget Mas, Bangsa ini gak murah apalagi murahan. Statemen yang cakep.
BalasHapusTrims Mas atas pencerahannya.
Salam sukses selalu.
menang = traktir
BalasHapushmm?? ngapain dipikirin si malingsia itu..
BalasHapussemoga manenag bos
BalasHapusIndonesia...i love u so much, kalo ini ..Malaysia? Hmm... ( apa yah yang tepat)...
BalasHapusWho is the best?????..........
BalasHapusIndonesia of course
Setuju kang Gen..
BalasHapusdalam melihat suatu masalah, hendaknya kita selalu berpandangan luas, kritis, analitis dan tidak mudah menjustifikasi..
Sebagian besar kejadian di dunia ini berada dalam zona abu2.. sedangkan kebanyakan orang "lugu" hanya mengenal hitam dan putih..
Dan mereka mudah sekali untuk dipengaruhi cara pandangnya oleh orang2 besar semacam politikus atau pembuat konspirasi..
sudah saatnya menjadi masyarakat yang cerdas :)
Kadang, kita memang sangat tergerus oleh Media. Media selalu membentuk pola pikir masyarakat, iklan akan menentukan selera banyak orang, fokus berita akan menetukan reaksi banyak orang. Politik media seringkali menjebak kita dan memaksa kesadaran bawah sadar kita untuk berpikir sesuai dengan yang mereka mau, kadang2 saya mulai jengah dan selalu ingin mematikan televisi.
BalasHapus:D
wahh ada hubungannya sama si Malaysialan lagi nih,,jadi 'panas' lagi gue..hahahaha
BalasHapusSaat kita retak kepala mikirin terorisme, kemiskinan rakyat, harga mau naik, korupsi pejabat, eh malaysia masuk lewat pintu belakang buka brankas kita , aduhhh
BalasHapus.
Maen lagi ke sini kang. kunjungi balix yach. eh ternyata kita belum tukeran link dunk... sudah kupasang yach hehehe
met saur akang mba' semua :)
BalasHapusKlo sy lebih memandangnya sebagai media introspeksi bagi bangsa kita
BalasHapusKenapa sampai ada kejadian caplok-mencaplok
budaya dan teritorial
contoh kecil aja ni : sekarang jarang khan ada lomba lagu/tari daerah ..yg ada malah modern dance competition..dan di perbatasan sana..gag cuma ttg sistem pertahanan tp jg perhatian pemerintah sngt kurang..jadi jangan salahkan jika jiwa (jati diri) mereka lebih kpd negeri seberang..yg realitanya mampu meberikan perbaikan kehidupan (sosial,ekonomi, budaya) bagi mereka.
memang ga banyak yg bisa menerimanya dengan kepala dingin dan hati terbuka
Derasnya arus informasi yg remnya jelas blong
emang bisa bikin nyungsep pikiran dan pemahaman
bener Mz Gen, diperlukan "keahlian mengelola arus informasi" *..luv this words
ssttt...mz..moga menang yaak..sy bantu dg doa deh :)
kadang kita untuk obyektif sangatlah sulit.... salam kenal dari blogger enggal
BalasHapusWaduuuh, banyak banget komen2nyaaaa :)
BalasHapushabeg aja tuh nel yang bikin ulah...
BalasHapustapi siapa ya yang salah klo anak muda indonesia aja pada ga tau kebudayaan indonesia ndiri??
la mataku udah rangkap nih kang... hehehehe...
BalasHapusmemang butuh kejelian dalam memandang sesuatu, media massa memang bisa jadi sumber informasi.. tapi gak selamanya benar.. loh eh.. nyambung gak ya..
ada award buatmu....tanpa tugas loh sahabat...
BalasHapusengka sampae 24% kecil banget.....
BalasHapusSulit menjaga bila kita sendiri tidak sadar dan bangga dengan bangsa sendiri.
BalasHapusSaya sendiri selalu mendukung atas kegigihan bangsa indonesia, ^_^...V
BalasHapusAyoo...ayooo..ayyooo....update lagi :D
BalasHapusDitunggu :D
Mantap!! api yang cukup untuk membakar nasionalisme yang mulai redup.. merdekaaa!!
BalasHapussukses selalu gen ya....
BalasHapusMantabbb gen....:)
BalasHapusmampir pagi sobat,... moga semangat and sukses selalu
BalasHapussebenarnya yang salah sapa ya??? Indonesia yang cuek aja dengan budayanya sendiri atau malaysia yang ga kreatif??
BalasHapuskita juga sebisa mungkin harus pintar2 menyikapi issue yang sedang muncul, terkadang berita tidak terlalu peduli dengan kebenaran, yang penting rating, oplah, atau apapun itu yang sejenis.
BalasHapussemoga ke depannya lebih baik yah mas :)
BalasHapusrame ya jadinya.. :)
BalasHapus@genial
BalasHapusblog karin emang jarang muncul coz Karin lg sibuk ngerjain proposal ini itu :)
(nasiiiibbbb.... dh jd orang yang aktif di organisasi)
@ lina : yuuu maree kita sama-sama nonton bareng wayang kulit... gmn kira2 responya mba'?!?!? huehehehehe... tp klu uda urusan MU lawan Milan.. gebuk2an pasti supaya bisa paling depan...
BalasHapus@ kucrit : media oo media... demikianlah adanya bangsa ini :(
@ nophie : gag perlu mengkambing hitamkan sapapun lah mba'.. emang semua uda makin salah kaprah... bukannya so tau apalagi menggurui :( ngerasa di tunggangi gag??!?!
@ frozenmenye2 : lagi-lagi media kan kang?!?!
@ all : makasii iia atas kesediannya mampir, saling mengingatkan, karena kita bukanlah makhluk sempurna, bisa ajja ngelakuin kesalahan apapun itu bentuknya, semoga di ramadhan ini, semua akan menjadi lebih baik lagi ke depannya, amien :)
.
BalasHapusKulo nuwun komen ya Kawan...
BalasHapusSemoga kawannya epat sembuh...
SAlam Perantau
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
BalasHapusI Love U fulllllllllllllllllllllll
Dua duanya sudah di links.. hehehe maaf jarang tengok kiri kanan
BalasHapusSelamatkan bangsa kita sebelom terlabat....
BalasHapusmantap.... mampir lagi ah, dah lama ga maen kesini
BalasHapusbetul mas kayaknya jadi wartawan gak pernah sepi job,udah gitu wartawan itu kan beat juga kerjaannya, maju wartawan INDONESIA!
BalasHapus@ all : terimakasih atas kehadirannya di sini... buat kangBoed.. link akang juga dua-2 nya uda di pasang sejak dulu.. hueheheheheh.. gpp kang.. santeee :)
BalasHapusCara kritis yang beda dalam menyikapi tentang Malaysia.
BalasHapusLike this post ;)
salam, EKA
cool stuff!
BalasHapus@ Eka Situmorang - Sir : you're so kind Sir.. thnx for that generous words :)
BalasHapus@ girly : maacii :p
banyak banget komentnya, btw tetap semangat dan terus berjuang untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa. Moga kita ketemu di final Mengembalikan Jati Diri Bangsa Amien! :)
BalasHapushemm..iyah..
BalasHapusmalaysia ituh..??!!!
ayoo indonesia ban9kitLaahh..
btw 9eeen ne da bener belum masuknaa....??
sukse deh buat kontesnya ya.
BalasHapusKenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus