Tipe Sosial (Interpersonal)

Gag lelah-lelahnya kami membahas tipe-tipe Multiple Intelligence, dan kini kita telah sampai pada tipe ke enam yakni Tipe Sosial (Interpersonal) setelah  Tipe Visual, Audio, Fisik, Verbal, Penyendiri. Berkali-kali pula kami menekankan bahwa gag ada tuh yang namanya anak bego, tolol, tukang ngamuk, marah-marah gag jelas dan sebagainya dan sebagainya. Yang ada, kitanya sebagai orang tua atau orang-orang yang kebetulan berada di sekitarnyalah yang gag berlapang dada membuka wawasan bahwa mereka itu hanyalah beda tipe beda karakter. Agan/Sis inget sama tulisan kami di sini mengenai Tipe Karakter yang beda-beda pada tiap orang? Sebaiknya tengok dulu jika memang belum pernah tahu masalah satu itu.

Kali ini, kita gag akan membahas tipe karakter orang, melainkan tipe kecerdasan, tipe anak menyerap pengetahuan. Multiple Intelligence. Kecerdasan yang beragam tipenya. Dan kali ini kita sampai pada Tipe Rameh. Tipe Sosial (Interpersonal) atau tipe anak yang rameh (kebalikan dari penyendiri) memiliki kecenderungan untuk bergaul dan berkelompok secara sosial.

Ciri-ciri yang biasanya dapat kita temui pada tipe ini adalah bahwa mereka ini lumayan supel dan pandai bergaul dengan siapapun, baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/lebih muda.

Orang akan dengan mudah mendengarkan dan menyukai mereka. Mereka menikmati pertemanan, berbagi cerita atau ilmu dengan orang lain. Anak sosial mendapatkan ilmu dari mendengarkan orang lain atau mencari umpan balik dari respon orang lain terhadap apa-apa yang disampaikannya.

* Media dan cara belajar:

  • mengikuti kelompok, klub, organisasi
  • melakukan proyek yang dikerjakan bersama
  • berdiskusi dan bermain peran (role-playing)
  • melakukan kegiatan lapangan yang melibatkan banyak orang
  • mengikuti seminar atau training dengan sistem kelas

Jangan bunuh karakter anak dengan memarahi mereka menakala mereka berbuat kesalahan hanya karena kitanya yang gag mengetahui sebenarnya anak ini, anak itu, atau anak-anak lainnya adalah tipe yang mana. Sekali sahaja kita membunuh karakter mereka dengan aksi heroik kita (biasanya marah, nempeleng dsb) maka hal tersebut akan selamanya membekas dalam diri si anak. Dengan demikian, kitalah ternyata yang membuat mereka menjadi bego, tolol, idiot, tukang palak, preman kampungan dan sebagainya. Amen.

6 komentar:

  1. kayanya ini tipe saya nih :)

    BalasHapus
  2. terima kasih info dan tipsnya....memahami karakter anak ga mudah, sekali salah pasti efeknya berimbas ke anak jg.

    BalasHapus
  3. Bisa jadi bahan acuan tips nya dari sobat nih..

    BalasHapus
  4. Yang menghakimi anak sebagai dungu adalah si dungu sesungguhnya :)

    BalasHapus
  5. makasii iia all.. :)
    moga titipan tsb bisa kita berdayagunakan sebagaimana mestinya :|

    BalasHapus

D'APRÈS VOUS?