Gagal itu Indah

Banyak orang terpuruk setelah satu kali gagal, sedangkan yang lain malah bisa bangkit kembali bahkan meraih kesuksesan. Apa yang membedakan mereka? Huuaaa... satu hal yang perlu dicermati... ternyata ada gap besar antara 'orang yang belum makan' dengan orang yang kenyang.. buktinya, tiada habis pikir tulisan ini begitu sajja mengalir karena perut saiia sudah diamini jargon-jargon karbohidrat beserta sesajen-sesajen lauk-pauk alakadarnya. Dan parahnya, saat ini, sambil termenung, roko' pun akrab menemani. Jelas tokh bedanya?!?! Bayangkan sajja sendiri... Seeddd daahh.. makin ngawur nii..!!!

OK.. ternyata pula (balik lagi ke 'anak kata' dari 'Gagal itu Indah'...) orang-orang yang sukses, orang-orang yang bisa bangkit kembali dari keterpurukannya itu, lapar berkepanjangan, luntang-lantung tiada prikemanusiaannya serta kawan-kawan metal lainnya itu.. mereka 'mengabaikan' anugerah yang bernama KEGAGALAN.

Kegagalan tak perlu ditakuti. Gagal itu baik, nikmat, menyenangkan, manantang, baik, memotivasi, dan bahkan menyebabkan sukses luar biasa. Kegagalan harus kita lihat dari sudut pandang positif; sebagai fase awal dari hantu kesuksesan, sebagai sesuatu yang kelak kita ingat seagai kenangan terindah... (inget lagunya... siapa iia?!?! Oon mode on*).

Kegagalan merupakan reaksi positif dari usaha kita mencoba sesuatu. Mengapa positif? Dari kegagalan kita memiliki modal berupa pengalaman melakukan hal-hal salah. Saiia katakan jika kita tidaklah bodoh, kita tidak akan mengulanginya kembali di lain waktu. Ini berarti ada sebuah pengalaman menarik yang membuat kita tersadar bahwa kesalahan kemarin adalah pelajaran mahal.

Maknanya bahwa kegagalan itu adalah guru yang memberitahu kita untuk bertindak benar. Kira-kira demikian hikmah terbaik (ta'elaahhh...) yang harus kita petik dari tiap kegagalan yang kita maupun alam bawah sadar kita yang secara nyeleneh telah lakukan baik seizin maupun tanpa izin dari RT/RW setempat. Setuju?