Objektif Logis

Kata Objektif telah dijelaskan sebelumnya dalam tulisan kami di Objektif Rasional, oleh karenanyalah maka kami gag akan mengulanginya. Silahkan Agan/Sis masuk ke link tadi jika memang berkehendak. Sekarang kita masuk ke ranah selanjutnya yakni Objektif Logis.

Dalam hal ini, orang-orang yang berpandangan Objektif gag akan mau melibatkan perasaan dan emosi dalam menganggapi sesuatu. Objektif, setelah telisik punya telisik terjadi di sana dan di sini, di situ dan di mari, ternyata... objektif sendiri merupakan hasil daripada pendidikan. Tentunya pendidikan yang objektif pula :p.. bukan yang kuda-kudaan rekayasa-rekayasaan, akal-akalan. Kursus, kuliah atau apapun itu namanya, yang hanya karena ada kewajiban membayar uang semester lalu dapat gelar sarjana. Ini contoh pendidikan yang gag objektif. Sekarang ini banyak yang gag objektif, gag rasional pula. Gimana bisa mencapai cita-cita negara adil makmur?!

Logis

Logis, logic, logical.. Menurut Logika. Manusia harus dapat berpikir menurut logika, harus bisa berpikir logis. Logis adalah suatu keadaan bila dalam keadaan tersebut terdapat alur cerita yang konsisten, teratur dan sistematis. Orang yang terdidik dalam logika akan mampu menarik kesimpulan dari objek-objek yang diamatinya. Sifat dan ciri-ciri objek tersebut dipahami. Lalu hubungan antar objek yang diperhatikan itu dimengerti.

Orang yang dapat berpikir secara Objektif Logis dapat dan mampu membedakan antara Fakta, Citra dan Realita. Mari kita telaah satu persatu apa yang dimaksud dengan ketiga binatang aneh metal tadi.. :p

Fakta

Fakta, sesuatu yang terjadi secara aktual. Kalau Agan/Sis melihat orang yang mengambil handphone, maka Agan/Sis melihat fakta. Fakta mengenai orang yang mengambil handphone. Gag boleh kita bilang "ada maling handphone!". Apakah dia mengambil atau mencuri, harus dapat dibuktikan. Siapa yang memiliki handphone tersebut, ada atau gag nya orang yang merasa kehilangan alat komunikasi tersebut, dan lain-lain dan seterusnya dan seterusnya.

Citra

Yang namanya citra gag boleh dianggap fakta. Apalagi realita! Citra hanyalah gambaran objek yang telah diterima oleh seseorang atau sekelompok orang. Boleh jadi si Z dulunya maling, sehingga orang mengenalnya tetap sebagai maling, padahal ia sudah berubah. Jika kita bisa menilai secara objektif, maka kita diharapkan untuk gag terjebak pada kesan yang pernah kita dapat atau terima sebelumnya.. Kita bahkan mampu melupakan masa lalunya dan menghargainya sebagaimana adanya.

Realita

Realita... mampu memahami sebab akibat bahkan alur sejarah yang melatar-belakangi sebuah situasi atau hubungan antara dirinya dan lingkungan dimana dia hidup serta relasi objek-objek tersebut untuk kesejahteraan bersama.

Pikiran yang Objektif Logis membawa pada sikap hanya ada satu kebenaran, satu keberadaan, satu kenyataan. Bukan lagi angan-angan. Gag perlu spekulatif. Tanpa pretensi apapun jua. Tapi perlu diingat bahwa ini bukanlah Paham Materialisme, yang menyatakan bahwa hanya ada satu keberadaan, yaitu Materi.

Semua yang maujud itu fana. Yang maujud itu hanyalah merupakan manifestasi dari Wujud Yang Satu.. Kebenaran Tunggal. Hakikat kehidupan sejiwa dengan Gusti Maulana. Inna sholati wa nusuqi wa mahyaya wa mamati lillahi robbil alamin.. Semua kepunyaan Tuhan sekalian alam. Jika semua kepunyaan Allah, maka kita harusnya turut serta menjaga dan memelihara alam ini dengan benar, termasuk memelihara diri sendiri. La ila ha illa Allah.. Allahu Akbar. Mata rantai logis dalam kehidupan.

Lanjut ke tingkat objektif yang lebih mendalam, yakni Objektif Sejati.

15 komentar:

  1. gw mesti nulis apa ne..??
    kasih ide dunk cuy..??

    BalasHapus
  2. iia disesuain sama navigasinya ajja lah.. ngapain ngarang yg ribed ribed.. pan navigasinya uda jelas :(

    BalasHapus
  3. hmmm...
    ternyata byk juga ya tingkatan objektif itu?

    BalasHapus
  4. Bahasanya cukup tinggi banget gan untuk di terjemahkan seperti yg awam seperti saya ini

    BalasHapus
  5. hem sulit juga untuk berlaku objektif.

    BalasHapus
  6. semoga ngga salah jadi befikir logis itu bisa membedakan antara fakta, citra dan realita

    BalasHapus
  7. musti nunggu terlepas dari panca indra dulu pa guru buat bisa lepas dari citra :(

    BalasHapus
  8. Logika dan Akal setiap manusia bakalan sama semua atau ada yg beda ya sob?

    BalasHapus
  9. jadi logika itu ada cabangcabangnya lagi ternyata :-O

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan cabang sii :(
      lebih pada 'cakupan' nya ajja :)
      itupun gag saklek spt itu..

      Hapus
  10. wahhh,,

    kren juga yahh,,,
    ide yang bermanfaat nih,,
    kren postingan nya

    BalasHapus
  11. dpt ilmu baru nih dari blognya Akang,
    salam

    BalasHapus
  12. Kunjungan balasan gan, terimakasih sudah berkunjung,
    bagi saya logika itu tindakan yang melalui proses pemikiran, logis itu sesuatu yang masuk akal, kata masuk akal itu tergantung kemampuan berpikir seseorang, masuk akal menurut A belum tentu masuk akal menurut B, contoh bangun banyak rumah dalam satu hari jadi, tidaklah masuk akal menurut B tapi menurut A masuk akal (si A tahu caranya bahwa dengan sistem knock down hal itu mungkin sedangkan si B tidak tahu).
    sedangkan objektif itu menilai sesuatu menurut sudut pandangnya.
    Jadi sederhananya Objektif logis itu menilai sesuatu dengan sudut pandang yang masuk akal bagi penilainya.

    Simplify the way of thinking make your life better :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabi kang.. saiia juga setuju dengan apa yang akang nya utarakan :)
      itu keren kang!!! tapi saiia memandang kata logis di sini dari sudut
      bagaimana sesuatu itu bisa diurai menurut runtutannya kang..
      masuk akal dan mempunyai sebab akibat yang jelas... sesuatu yang diliad dari sudut
      pandang 'sebab akibat' yang jelas gag akan terjadi tanpa ada 'kerunutan', 'keteraturan'
      dalam penyampaiannya :(

      inipun hanya masalah perspektif kang :p hehehehe.. keren.. makasii komengnya kang ;)

      Hapus

D'APRÈS VOUS?