Low Latent Inhibition - Antara Keyakinan dan Intuisi Tinggi
Pada post yang kebetulan saya lihat sebelumnya sudah ada di blog ini mengenai Low Latent Inhibition, kebetulan di sana belum diceritakan bahwa para tokoh utamanya sangat terkait dengan yang namanya skizofrenia, dan ternyata sisi inipun setali tiga uang dengan kreativitas yang dimilikinya, selain jenis orang-orang ini termasuk tipe-tipe orang kreatif yang memiliki tingkat ke-imanan yang juga tidak kalah tingginya. Semua ada korelasinya.
Iman. Benar sekali, saya menuliskan Iman (kepercayaan, keyakinan). LI atau Low Latent Inhibition ini sering ditandai sebagai mekanisme prasadar yang secara otomatis menghambat stimulus yang merupakan pengalaman sebelumnya sebagai sesuatu yang tidak relevan yang lalu memasuki kesadaran, dan ini ditunjukkan dengan sesuatu yang mengekang (Inhibisi).
Penelitian ini banyak dilakukan dan diterapkan pada berbagai spesies mamalia. LI itu ternyata penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, penjelasannya... seseorang haruslah dalam keadaan sadar dalam memutuskan segala sesuatu atau rangsangan yang diterima otak mereka.
Penelitian terbaru mengatakan bahwa dalam highfunctioning individu dengan IQ tinggi, LI dapat dikenali dengan pencapaian kreatif yang meningkat tajam. Sedang pada individu lainnya, yakni yang ber-IQ rendah, LI dapat membuat individu ini mencapai tingkat kreatifitas yang aneh, lebih dikarenakan lemahnya otak utk menerima hal seperti ini. Namun secara garis besar, ternyata didapat kesimpulan bahwa penyebab utama seorang LI mampu untuk berpikir dengan sangat kreatif adalah rasa malu.
Lalu apa hubungannya antara Iman yang kuat dengan Low Latent Inhibition ini?!?!
Berikut adalah telaahannya:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iman itu berada pada ranah intuisi. Selain itu, yakni hal-hal yang bersifat abstrak, pemikiran konseptual, holistik... tidak terkait dengan LI. Pengalaman langsung dari para pengidapnya sangat mempengaruhi hal tersebut.
Berikut adalah implikasi yang lebih luas:
Seperti yang pernah disinggung di beberapa tulisan sebelumnya, bahwa beberapa kasus, manusia itu sebenarnya memiliki kepekaan yang berlebih terhadap berbagai kondisi lingkungan tertentu, seperti nomor seri handphone anda, bunyi-bunyian (bunyi ring basket ketika bola masuk), atau merek dan tanggal produksi lampu di kamar anda, pastilah terdapat sebuah hubungan yang signifikan antara LI dan tiga kepribadian yang berorientasi terhadap respon maupun sensasi terhadap keterbukaan mengenai pengalaman, psychoticism, dan extraversion.
Bersambung...
Iman. Benar sekali, saya menuliskan Iman (kepercayaan, keyakinan). LI atau Low Latent Inhibition ini sering ditandai sebagai mekanisme prasadar yang secara otomatis menghambat stimulus yang merupakan pengalaman sebelumnya sebagai sesuatu yang tidak relevan yang lalu memasuki kesadaran, dan ini ditunjukkan dengan sesuatu yang mengekang (Inhibisi).
Penelitian ini banyak dilakukan dan diterapkan pada berbagai spesies mamalia. LI itu ternyata penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, penjelasannya... seseorang haruslah dalam keadaan sadar dalam memutuskan segala sesuatu atau rangsangan yang diterima otak mereka.
Penelitian terbaru mengatakan bahwa dalam highfunctioning individu dengan IQ tinggi, LI dapat dikenali dengan pencapaian kreatif yang meningkat tajam. Sedang pada individu lainnya, yakni yang ber-IQ rendah, LI dapat membuat individu ini mencapai tingkat kreatifitas yang aneh, lebih dikarenakan lemahnya otak utk menerima hal seperti ini. Namun secara garis besar, ternyata didapat kesimpulan bahwa penyebab utama seorang LI mampu untuk berpikir dengan sangat kreatif adalah rasa malu.
Lalu apa hubungannya antara Iman yang kuat dengan Low Latent Inhibition ini?!?!
Berikut adalah telaahannya:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iman itu berada pada ranah intuisi. Selain itu, yakni hal-hal yang bersifat abstrak, pemikiran konseptual, holistik... tidak terkait dengan LI. Pengalaman langsung dari para pengidapnya sangat mempengaruhi hal tersebut.
Berikut adalah implikasi yang lebih luas:
Seperti yang pernah disinggung di beberapa tulisan sebelumnya, bahwa beberapa kasus, manusia itu sebenarnya memiliki kepekaan yang berlebih terhadap berbagai kondisi lingkungan tertentu, seperti nomor seri handphone anda, bunyi-bunyian (bunyi ring basket ketika bola masuk), atau merek dan tanggal produksi lampu di kamar anda, pastilah terdapat sebuah hubungan yang signifikan antara LI dan tiga kepribadian yang berorientasi terhadap respon maupun sensasi terhadap keterbukaan mengenai pengalaman, psychoticism, dan extraversion.
Bersambung...
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
BalasHapusJadi rada mengerti tentang Low Latent Inhibition
Wah rasa malu ternyata bisa buat orang jadi kreatif ya..
BalasHapusMasih mencoba memahami Low Latent Inhibition
BalasHapuswahhhh dalem ni...info baru ni he he
BalasHapusoya mas, kalo gak keberatan tukeran link ya...untuk mempererat tali persahabatan...link mas sudah terpasang di http://neyna-naya.blogspot.com/2010/12/link-sahabat.html
di abjad T ( The Personal Touch ).
Makasih mas...
masih tetap ga mudheng
BalasHapustuing...tuing...tuing
yang penting kuatkan iman deh
sutuju sama mas atta...kuatkan iman dan takwa ae
BalasHapustanpa keyakinan maka akan terasa hampa :(
BalasHapuswow... kepekaan manusia terhadap hal-hal itu lho... berarti saya juga ya?
BalasHapusiman itu nama temenku *dijitak yg punya blog* hehe gak nyambung
BalasHapusmemang ya manusia di berikan banyak kelebihan tapi terkadang manusia tak mampu memanfaatlanya dengan baik.....
BalasHapusBerusaha keras utk memahami nih... apalagi aku belum baca postingan2 sebelumnya. Jadi masih meraba-raba juga.
BalasHapussaya suka filmnya.. yang di penjara itu kan?!?!
BalasHapusgabung aja di fb.... maw bikin orang kusus orang indo??? ane termasuk salah satu sindrom low latent inhibition....
BalasHapusfb nya..?!?!?!
BalasHapus