Putus Hiatus
Sambil meng-upload theme baru untuk dua blog kami yang tersisa, Belajar Photoshop dalam boso linggis serta yang satu ini, anak kesayangan yang hilang Ikhlas - The Secret, akhirnya blog ini kembali mencuat. Genap sudah ketiga blog dari psholic kesemuanya kembali aktif, namun untuk masalah nge-blognya tentunya masih diragukan hingga tulisan ini turun gelar.
Sambil terus bergumam bertanya-tanya mengapa beberapa fitur di sini kelihatannya sama sekali tidak berfungsi dan lalu mencari jawabnya namun hingga kini belum juga ditemukan, serta sambil mengusap peluh yang terus saja menetes dari seluruh rongga pori di tubuh yang sebenarnya lumayan wangi untuk ukuran gelandangan macam saiia ini.
Keluar-masuk laman utama sambil larak-lirik ke beberapa laman di baliknya, tidak juga ditemukan bagaimana solusi permasalahan yang kini sedang dihadapi. Untaian doa demi doa digelontorkan dari bibir yang sama sekali terlupa akan doa ini, entah doa pada siapa dan entah mengapa berdoa pula serta entah apa maksud dari semua ini hingga entah ada atau sama sekali tidak ada yang mengetahui soal ini satu penduduk duniapun.
Genderang penanda waktu saur pun mulai merobek-robek handuk tipis yang hanya setinggi di atas lutut, membuncah memburai lalu menengadah dan dengan sigap dibuangnya tanpa ampun lagi hingga semuanya terlihat polos tanpa sehelai benangpun. Lebih natural. Lebih masuk akal dan tentunya.. lebih adem :p
Mau lebih panjang lagi rasanya sudah tak sanggup kawan. Martabak telor sama beberapa tahu tanpa isi masih bergelimpangan di atas piring penganan beserta beberapa hirup lagi kopi ala chocochino yang sudah lama tak pernah lagi bersemayam dalam lambung di perut yang selalu kembang kempis layaknya hidung lelaki ketika bertemu pasangannya di sebuah gang gelap sepi dengan penerangan yang remang-remang. Ahhh sudahlah!
Sambil terus bergumam bertanya-tanya mengapa beberapa fitur di sini kelihatannya sama sekali tidak berfungsi dan lalu mencari jawabnya namun hingga kini belum juga ditemukan, serta sambil mengusap peluh yang terus saja menetes dari seluruh rongga pori di tubuh yang sebenarnya lumayan wangi untuk ukuran gelandangan macam saiia ini.
Keluar-masuk laman utama sambil larak-lirik ke beberapa laman di baliknya, tidak juga ditemukan bagaimana solusi permasalahan yang kini sedang dihadapi. Untaian doa demi doa digelontorkan dari bibir yang sama sekali terlupa akan doa ini, entah doa pada siapa dan entah mengapa berdoa pula serta entah apa maksud dari semua ini hingga entah ada atau sama sekali tidak ada yang mengetahui soal ini satu penduduk duniapun.
Genderang penanda waktu saur pun mulai merobek-robek handuk tipis yang hanya setinggi di atas lutut, membuncah memburai lalu menengadah dan dengan sigap dibuangnya tanpa ampun lagi hingga semuanya terlihat polos tanpa sehelai benangpun. Lebih natural. Lebih masuk akal dan tentunya.. lebih adem :p
Mau lebih panjang lagi rasanya sudah tak sanggup kawan. Martabak telor sama beberapa tahu tanpa isi masih bergelimpangan di atas piring penganan beserta beberapa hirup lagi kopi ala chocochino yang sudah lama tak pernah lagi bersemayam dalam lambung di perut yang selalu kembang kempis layaknya hidung lelaki ketika bertemu pasangannya di sebuah gang gelap sepi dengan penerangan yang remang-remang. Ahhh sudahlah!
0 comments:
D'APRÈS VOUS?