To Have? To be? To do?

To Have? To be? To do?So.. here is the last part guys.. :( Langsung ajja di habeg pelan-pelan tanpa tedeng aling-aling. Hhhhmmmmmmm... Hal-hal seperti itu (apa kira-kira yg dimaksud dengan "itu" barusan iia?!?!?! heuheeheheh.. makanya bacanya jangan putus-putus kang :p) yang saiia maksudkan dengan etos kerja dan etos hasil. Tentu saja gairah terhadap hasil juga harus prima. Tetapi kita gag akan bisa menjadi bangsa yang benar-benar mencapai kemajuan kalau etos hasil berperan amat dominan. Kita bisa kehilangan dinamika, tradisi kreatif, intensitas mencintai proses kerja, disiplin dalam proses kerja, stamina dan elan.

Dalam dimensi yang lebih mendalam kita juga bisa kehilangan ruhani sebagai bangsa. Kita menjadi rangka-rangka patung, robot-robot rakus uang dan segala materi. Yang terpenting dari semua: bahwa dengan mendominasikan etos hasil, sesungguhnya hasil yang kita capai juga gag maksimal. Etos kerja justru yang menawarkan berbagai kemungkinan hasil. Kita jangan dulu memperdebatkan hal tersebut, tapi silahkan buktikan dalam suatu jangka waktu.

Masalah sikap mental ini merupakan problem utama bagi semua proses pengembangan masyarakat. Karena itu, meskipun untuk menangani masalah-masalah masyarakat itu kita lakukan usaha-usaha sosial-ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meng-iguhkan (menyisihkan) permodalan dan lain sebagainya, namun yang lebih utama lagi ternyata adalah usaha untuk memproses perubahan sikap mental. Fasilitas-fasilitas segera membuat manja, maka ia harus disertai dengan semacam forum pengembangan wawasan, forum penyadaran dan seterusnya dan seterusnya, yang sifatnya kualitatif.

Banyak ahli menggelisahkan bahwa masyarakat kita cenderung memiliki orientasi untuk to have, memiliki, nduwe dan menawarkan orientasi to be, untuk menjadi, suatu acuan eksistensial. Padahal masyarakat kita juga sibuk to be, karena kita begitu menyembah status. Kita mungkin perlu juga imbauan orientasi yang menyangkut etos kerja: yakni to do. Berbuat sesuatu.

Tapi kesemuanya juga musti disempurnakan, entah dengan cara ditingkatkan atau disaring. Maksud saiia: Punya apa? Jadi apa? Mengerjakan apa?


14 komentar:

  1. yang pasti harus punya cita2 ,biar hidup jadi terarah mau kemana, getoh

    BalasHapus
  2. cihuy....
    gw lolos....
    dari seorang yang BUTUH akan uang...
    uang tuch cukup diperlukan aja,,bukan patokan atas segala sesuatu...
    =]

    BalasHapus
  3. memang uang bukan segalanya sob. kita perlu uang untuk melancarkan kegiatan2 kita misalnya..tapi uang memang bukan akhir dari tujuan usaha. semangat usaha..kita lebih bisa menikmati usaha waktu proses itu berlangsung..walaupun setelah mandapatkan hasil kita juga dapat merasakan hasil yang lain.

    BalasHapus
  4. setuju dengan Fi...
    nduwe memang udah jadi orientasi terselubung...tapi kalo to have itu gk dibarengi to do ya jadilah korupsi itu...hahaha...karena pengennya yang instan...

    BalasHapus
  5. yg dibutuhkan memang kerja keras.... ikut MLM misalnya kalau kamu ikutan MLM (real, bukan money game) maka kalo kamu mau sukses kamu harus seperti umumnya agen pemasaran... bekerja, bikin presentasi, menawarkan barang ga ada tuch uang datang saat kita tidur...

    semua butuh waktu dan usaha

    BalasHapus
  6. hihihi ada yg promo mlm, btw "status" memang masih menjadi tolak ukur kebanyakan masyarakat kita, yg penting mah kembali lagi ke diri masing2, ingin punya sesuatu tidak harus menjadi dulu tapi berbuatlah sesuatu dulu :) nice post bro tq 4 share :)

    BalasHapus
  7. hmmmm, gimana kalo mangan ra mangan sing penting ngumpul... hihihihihi

    BalasHapus
  8. asik asik artikelnya haha memang itulah yang harus diubah, semoga generasi penerus bangsa termasuk daku menyadari itu dan menjadi lebih baik lagi wihiy

    BalasHapus
  9. kerja dengan dedikasi yang tinggi

    BalasHapus
  10. hmmm jadi makin nyambung ni mas..

    menurut saya ga semua orang hanya punya etos hasil. masih ada koq jiwa2 yang tulus, bekerja untuk ibadah

    BalasHapus
  11. harus punya tujuan yang jelasnya. salam kenal dari semarang

    BalasHapus

D'APRÈS VOUS?