Apa itu Déjà vu 2

Pernahkah Agan/Sis mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama persis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Déjà vu.

theghostinyoulingers.blogspot.com
Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya “pernah lihat”. Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para (παρα) artinya adalah “sejajar” dan mnimi (μνήμη) artinya “ingatan”.

Kenapa déjà vu bisa terjadi?

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang ini ada yang berasal dari dalam maupun luar tubuh manusia.

Gelombang dari dalam manusia berasal dari setiap tindakan yang dilakukan. Sementara gelombang dari luar tubuh bisa berasal dari benda-benda yang menghasilkan gelombang seperti radio, televisi, ponsel, dan lain-lain. Namun, ada kalanya otak kita sedang dalam sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang terbaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu dari suatu benda diterima tanpa kita sadari.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.

Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Déjà vu dipengaruhi usia

Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama.

Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Source : www.shintiahotono.com/apa-itu-dejavu.html

7 komentar:

  1. betul itu sob, saya juga pernah mengalami deja vu, saat itu terjadi pikiran jadi membingungkan, nice post

    BalasHapus
  2. deja vu ga yach saya..??
    tau 70% dari mana..?? hehe..
    sukses yach genial.. :)

    BalasHapus
  3. kalau aku mah seringnya ngalamin kasus kayak gini :

    contoh yg pernah aku alami : pas enak-enaknya ngobrol sama teman-teman, eh seketika aku langsung terdiam, teringat pernah ngalamin hal yg sama (padahal jelas-jelas cuman sekali itu) trus aku bakalan tahu apa-apa yg temanku omongkan, kalimat-kalimat apa saja yg akan mereka lontarkan. Jadi, aku kayak bisa nebak gitu. Cuman berlangsung kayak gitu kira-kira cuma 5 menitan doank. Aku pikir siy itu deja vu juga. wkwkwkwkwk, komentarku banyak banget.

    BalasHapus
  4. oh oke, terima kasih buat pencerahannya, kirain deja vu tuh hal yang gimanaaa gituuu :D kunjungan balik yakk

    BalasHapus
  5. kadang saya juga merasa de javu pada suatu kejadian yang merasa pernah saya alami sebelumnya

    BalasHapus

D'APRÈS VOUS?