Doa Jenderal Douglas Mac Arthur

Doa Seorang Ayah - Jenderal Douglas Mac Arthur

Douglas Mac Arthur adalah seorang jenderal yang sangat ternama dimasa perang dunia kedua.. Silahkan Agan/Sis baca mengenai kisah beliau melalui kang Wiki, di sana lumayan lengkap :p. Kenapa gag sekalian diungkap di sini?! Karena memang tiada niatan buat menulis tentang beliau secara full template di sini.

Tulisan inipun sebenarnya diilhami dari acara sebuah radio, radio favorite yang kini menjadi sekolah lanjutan buat saiia pribadi.. radio yang sarat akan pemenuhan kebutuhan saiia akan ilmu pengetahuan *seeeriusss looohhh,,, Radio Smart di 95,9 FM. Kebetulan waktu itu, jam kuliah tengah dimulai, hari selasa malam, pukul 20.00wib hingga berakhir pada pukul 22.00wib tengah membahas masalah keluarga. Apalagi kalau bukan acara yang di pandu oleh Ayah Edi yang kini benar-benar jadi panutan saiia, pembuka wawasan mengenai bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak-anaknya. Indonesia Strong from Home.

Hubungannya dengan judul tulisan?! Menurut beliau, disamping seorang pemimpin yang sangat disegani baik oleh kawan maupun lawan, Jenderal Douglas Mac Arthur adalah seorang bapak yang sangat baik dalam mendidik anaknya. Ditengah kesibukannya beliau masih sempat menulis puisi yang merupakan doa dan harapannya pada si anak.

Puisi tersebut dipersembahakan bagi putra tercintanya yang pada saat itu baru berusia 14 tahun. Tercermin sebuah harapan besar seorang ayah kepada anaknya. Puisi tersebut diberinya judul “Doa untuk Putraku”. Bagi yang belum pernah membacanya, berikut isi puisi tersebut:

"Doa Jenderal Douglas Mac Arthur"

Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata 'hidupku tidaklah sia-sia'

Jelas bahwa puisi tersebut merupakan cerminan seorang pemimpin keluarga, yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas Kehidupannya sendiri.

Hmmm... Jangan lupa, hari ini hari Selasa.. itu artinya nanti malam waktu Indonesia Bagian Barat, sekolah kita kembali dimulai tepat pada pukul 20.00-22.00WIB. Have a gorgeous day all :)

0 comments:

D'APRÈS VOUS?